Pesawat tebang, dalam bahasa Jawa biasa disebut Montor Mabur (kendaraan bermotor yang bisa terbang) adalah salah satu penemuan terbaik yang mengubah kehidupan manusia modern. Tahukah kamu kalau penemu pesawat pertama adalah ilmuwan muslim? Ya, beliau adalah Abbas Ibn Firnas bapak penerbangan pertama. Lalu siapakah Abbas Ibn FIrnas itu?
Mengutip dari buku Ilmuwan-Ilmuwan Muslim karya Ehsan Masood, Abbas ibn Firnas lahir pada tahun 810 M di Izn-Rand Onda (Ronda), Andalusia. Ia hidup di zaman keemasan peradaban Islam pada masa pemerintahan kekhalifahan Cordoba yang berpusat di Andalusia.
Mulanya, ia dibawa ke Cordoba untuk mengajarkan musik. Namun, begitu tiba di kota tersebut ia justru menunjukkan bakat yang luar biasa sebagai penemu. Ia memiliki ketertarikan istimewa terhadap kaca dan pernah memproduksi gelas minum dari kaca bening.
Gelas bening tanpa warna tersebut sebenarnya sudah ada sejak zaman Romawi. Akan tetapi, dengan memanipulasi campurannya, ia menciptakan kaca yang sangat bening hingga seorang penyair di zamannya yang bernama al-Buhturi mengatakan bahwa seakan-akan cairan dalam gelas tersebut bisa melayang tanpa penopang.
Temuan kaca bening seperti itu diperkirakan digunakan oleh Abbas ibn Firnas untuk menciptakan lensa dengan tujuan membantu penglihatan dan membesarkan benda.
Selain itu, salah satu ciptaannya yang banyak dibicarakan yaitu ruangan simulasi langit. Di dalam ruangan tersebut terdapat sebuah mesin besar yang dapat menunjukkan pergerakan planet dan membuat orang-orang terpukau saat melihat bintang, awan, guntur, dan petir.
Satu hal yang paling dikenal hingga saat ini, Abbas ibn Firnas menjadi salah satu pelopor penerbangan. Beberapa sumber menyatakan bahwa Abbas terinspirasi ketika melihat pemain akrobat yang bernama Armen Firman selamat setelah meloncat dari salah satu puncak menara di dekat Masjid Agung sembari mengenakan jubah sutra yang sangat longgar dan dikaitkan ke rangka kayu.
Disebutkan dalam buku 12 Ilmuwan Muslim yang Terkenal di Dunia karya Izzah Annisa, penemuan-penemuan Abbas ibn Firnas di masa kehidupannya yaitu di antaranya alat penunjuk waktu berupa jam air bernama Al-Miqatah, alat hitung (Al-Munaqalah) atau yang kini lebih dikenal sebagai kalkulator, planetarium (Al-Kubah As Samawiyah), dan komputer astronomi (Astrolabe).
Walaupun bentuk dan cara kerja dari alat-alat yang diciptakan Abbas ibn Firnas masih sangat kuno jika dibandingkan dengan alat masa kini, penemuan tersebut menjadi sumber ide terciptanya alat-alat yang lebih modern di zaman setelahnya.
Masih banyak lagi penemuan yang diciptakan Abbas ibn Firnas, misalnya kaca yang terbuat dari batu dan pasir, alat peraga berbentuk rantai cincin untuk menjelaskan pola pergerakan benda langit, serta temuan pesawat sederhana yang diuji coba oleh dirinya sendiri dan membuat Abbas ibn Firnas dikenal sebagai bapak penemu pesawat terbang dan pilot pertama di dunia.
Di masa hidupnya Abbas ibn Firnas, belum ada orang yang mengenal pesawat terbang. Menggunakan alat atau benda untuk terbang menjadi hal yang belum terpikirkan oleh orang-orang.
Berbeda dengan Abbas ibn Firnas, sebagai ilmuwan di bidang sains yang mempelajari mekanika dan teknik-teknik penerbangan, ia sangat tertarik untuk mengembangkan teknologi pesawat terbang.
Atas ketertarikan tersebut, Abbas ibn Firnas kemudian merancang sebuah alat penerbangan pertama di dunia berupa glider. Alat penerbangan ini berbentuk seperti sayap burung yang bisa digerakkan. Abbas ibn Firnas berharap kelak alat yang diciptakannya ini akan memberi manfaat besar bagi manusia.
Tak cukup sampai di situ, Abbas ibn Firnas belum merasa puas sebab belum menguji alat penerbang yang diciptakannya. Ia kemudian berencana untuk melakukan uji coba yang akan dilakukan oleh dirinya sendiri apakah alat tersebut benar-benar bisa terbang atau tidak.
Dengan disaksikan oleh para penduduk Cordoba di Andalusia, Abbas ibn Firnas naik ke atas menara sebuah masjid yang sangat tinggi. Setelah tiba di atas menara, Abbas ibn Firnas bersiap untuk melakukan penerbangan pertamanya.
Saat Abbas ibn Firnas melompat dari atas menara menggunakan alat penerbangannya, alat tersebut berhasil terbang dan melayang di udara. Namun sayangnya alat penerbangan ciptaannya belum cukup sempurna untuk melakukan pendaratan sehingga membuat Abbas ibn Firnas terhempas ke tanah dengan sangat keras dan membuat tulang punggungnya cedera.
Setelah mengalami cedera tersebut, Abbas ibn Firnas tak mampu bertahan lama, hingga akhirnya meninggal dunia pada tahun 887 M. Hingga saat ini, nama Abbas ibn Firnas masih selalu dikenang sebagai ilmuwan Islam di bidang sains, tokoh penemu, dan pilot pertama di dunia. Namanya bahkan diabadikan oleh NASA sebagai nama salah satu kawah di bulan.