Selamat datang di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Klaten

  • (0272) 322 780
  • mtsn1klaten@gmail.com

Mariam Al-Ijliya: Astronom Muslimah Pertama

Siapa diantara kita yang sering bepergian menggunakan Global Positioning System atau lebih dikenal dengan GPS? Tentu saja GPS sangat familiar di jaman 5G seperti sekarang. Tidak hanya untuk mencari alamat ataupun melacak keberadaan, GPS juga berfungsi untuk menentukan arah kiblat. Bahkan pernah ada peswat jatuh yang akhirnya bisa dilacak dengan GPS, yaitu pesawat  Air Asia QZ8501 penerbangan Surabaya menuju Singapura yang membawa 162 penumpang dikabarkan putus kontak dan menghilang. Selang beberapa hari, mulai ditemukan titik terang, pesawat tersebut diprediksi jatuh di sekitar Laut Jawa. Dua hari kemudian, puing pertama berupa sayap kiri pesawat ditemukan, menyusul temuan jenazah dan puing-puing lainnya. Itu adalah salah satu contoh mannfaat GPS,
Siapa sangka, kalau penemu GPS salah satunya adalah berasal dari induk ilmu pengetahuan yang bernama Astrolab. Siapa sangka lagi kalau Astrolab Muslim pertama adalah seorang perempuan?

Beliau adalah Mariam Al- Ijliya dan karena ilmunya di bidang astrolab, akhirnya beliau lebih dikenal dengan nama Mariam Al Astrulabi. Siapakah sebenarnya Mariam Al Ijliya ini?

Lahir di Suriah pada abad ke-10, kecenderungannya mengembangkan astrolab terinspirasi oleh ayahnya, yang dikenal sebagai Al-Ijliyy al-Asturlabi yang magang di pembuat astrolab di Baghdad. Dalam membuat Astrolab, ayah Mariam Al-Ijliya belajar dan bekerja di bawah bimbingan Muhammad bin Abdillah Bastulus, pembuat astrolab terkenal di Baghdad dan ilmuwan yang tercatat telah menciptakan astrolab tertua yang masih ada di dunia. Ayah Mariam Al-Ijliya kemudian suka berbagi pengetahuan dan pengalamannya kepada putrinya secara mendalam yang memilki keingintahuan terhadap Astrolab. Pada akhirnya, Mariam membuat Astrolab dengan versinya sendiri. Perempuan Muslim ini membuat perhitungan matematis yang rumit dan presisi, secara bertahap ia menguasai desain Astrolab versinya. Desain tangan Astrolab perempuan berdaya ini dipandang begitu rumit dan inovatif, mengesankan Sayf Al-Dawla, Emir Aleppo dari tahun 994 M hingga 967 M. Mariam Al-Ijliya menjadi sangat terkenal karena karyanya, sehingga Sayf Al-Dawla memutuskan untuk mempekerjakannya di istananya di Aleppo. Selama menciptakan Astrolab, Mariam juga mengembangkan teknik navigasi dan ketepatan waktu.

Dalam masyarakat Muslim, astrolab berfungsi untuk menemukan arah kiblat, menentukan waktu sholat, serta hari Ramadhan dan Idul Fitri. Kontribusi signifikan Mariam Al-Ijliya dalam ilmu astronomi secara resmi diakui ketika asteroid sabuk utama ditemukan oleh Henry E Holt di Observatorium Palomar pada 1990 dan dinamai "7060 Al-Ijliya".


Kisah Mariam sangat dikenal di Eropa, bahkan ia mendapat julukan al-asturlabiy atau al-astrolobe oleh ilmuwan Eropa. Karena keahlian dan kepintarannya, para ilmuwan astronomi di Eropa banyak yang berkiblat kepada Mariam, sehingga ilmu astronomi dan satelit dapat berkembang pesat seperti sekarang ini.

Mariam Al-Ijliya: Astronom Muslimah Pertama